Sabtu, 17 April 2010

Kaum yang Ingkar Mendapat Hukuman

Oleh : Ustadz Drs.H.Ainul Yaqin

قُلِ ادْعُواْ الَّذِينَ زَعَمْتُم مِّن دُونِهِ فَلاَ يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنكُمْ وَلاَ تَحْوِيلاً

Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya."

Pada surat al-Isro' ayat 56 tersebut Rosululloh SAW mempersilahkan kepada para pembela orang-orang kafir Quraisy untuk memanggil tuhan-tuhan mereka selain Alloh. Tuhan orang-orang kafir itu tidak dapat memberi keselamatan, tidak dapat menghilangkan bencana dan tak dapat mendatangkan manfaat. Padahal tuhannya Muhammad SAW dalam al-Quran jelas bahwa Alloh memberikan rizki seperti dijelaskan dalam surat as-Saba ayat 39:

قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَيَقْدِرُ لَهُ وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.

Dialah Alloh yang membukakan rezeki kepada siapa yang Alloh kehendaki atas hamba-hambanya dan Dialah Alloh yang membatasi rezeki atas hambanya juga. Dia termasuk sebaik-baik pemberi rezeki atas hamba-hambanya. Atau apakah engkau Muhammad yang menjadikan melihat orang yang buta atau bisa memberi petunjuk orang buta dan orang orang yang berada diatas kesesatan yang nyata.

Selanjutnya pada ayat berikut yakni ayat 57 surat al-Isro' Alloh berfirman :

أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوراً
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.

Pada ayat tersebut diterangkan tentang mereka yang menyeru tuhan mereka dengan harapan mereka menjadikan tuhan mereka penghantar (wasilah) yang lebih dekat atas harapan rahmatnya dan rasa takut mereka akan azab Alloh. Sesungguhnya Siksa Tuhanmu sangat penting untuk ditakuti.

Dan pada ayat 58 berikutnya yakni bahwa setiap kampung akan ada yang menghancurkan sebelum hari kiamat terjadi dan menyiksanya dengan sangat berat. Hal ini sudah menjadi ketentuan dalam alkitab yang telah dituliskan. Alloh berfirman dalam surat al-Isro' ayat 58 tersebut adalah sbb:

وَإِن مَّن قَرْيَةٍ إِلاَّ نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَاباً شَدِيداً كَانَ ذَلِك فِي الْكِتَابِ مَسْطُوراً
Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).

Dan pada ayat berikutnya yakni Ayat 59 :

وَمَا مَنَعَنَا أَن نُّرْسِلَ بِالآيَاتِ إِلاَّ أَن كَذَّبَ بِهَا الأَوَّلُونَ وَآتَيْنَا ثَمُودَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُواْ بِهَا وَمَا نُرْسِلُ بِالآيَاتِ إِلاَّ تَخْوِيفاً
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu . Dan telah Kami berikan kepada Tsamud unta betina itu (sebagai mu'jizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.

Pada ayat tersebut Alloh jelaskan bahwa tidak akan ada yang bisa menolak siksaan Alloh kecuali atas sikap mereka yang selalu mendustakan para utusan. Seperti kaum Tsamud terhadap nabi Sholih, mereka minta unta betina sebagai tanda mu’zizat dari Alloh tapi mereka malah mendustakan dan menyembelih unta tersebut pada akhirnya Alloh mendatangkan siksaan atas mereka. Tidak ada siksaan yang Alloh berikan kecuali agar kaum muslimin semakin bertambah rasa khaufnya kepada Alloh SWT.

Begitu pedih siksaan Alloh bagi kaum yang ingkar terhadapNya bahkan pada ayat berikutnya (ayat 60) Alloh menyebut tentang pohon yang dilaknat dalam al Quran yaitu : Zakkum yang akan diberikan kepada para penghuni neraka dimana mereka terpaksa harus memakannya. Dan Alloh memberikan peringatan dengan rasa takut ini, tetapi bagi mereka malah bertambah perilaku dosanya yang semakin besar.

وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلاَّ فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي القُرْآنِ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلاَّ طُغْيَاناً كَبِيراً
Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an . Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.

(Arifie-Deden)
BACA SELENGKAPNYA...

Jumat, 02 April 2010

Orang Kafir Tidak Percaya Hari Kiamat

Oleh : Ustadz Drs. H. Ainul Yaqin

Dalam surat al Isro' ayat 47 Alloh berfirman :

نَّحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَسْتَمِعُونَ بِهِ إِذْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ وَإِذْ هُمْ نَجْوَى إِذْ يَقُولُ الظَّالِمُونَ إِن تَتَّبِعُونَ إِلاَّ رَجُلاً
مَّسْحُوراً
Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir".

Alloh maha mengetahui terhadap perbincangan dan bisik-bisik orang kafir dan zhalim, karena mereka sudah tak mampu menerima terhadap apa yang disampaikan Rosululloh, bahkan mereka menganggap Rosul itu sebagai tukang sihir….Sikap lahiriyahnya orang kafir ketikamereka ingin diperdengarkan alQuran adalah hanya untuk mengejek dan mencela Rosululloh. Alloh sangan mengetahui ketika mereke orang kafir mendengarkan alQuran ketika mereka mendengarkan Muhammad sampai tetap mengatakan : engkau Muhammad seperti orang yang tersihir.

Begitulah sikap orang kafir dalam memusuhi Rosululloh, dan perhatikan ayat berikutnya atau surat al-Isro' ayat 48, Alloh berfirman :

انظُرْ كَيْفَ ضَرَبُواْ لَكَ الأَمْثَالَ فَضَلُّواْ فَلاَ يَسْتَطِيعْونَ سَبِيلاً
Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu; karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).

Dalam ayat tersebut Alloh memerintahkan Rosul untuk memperhatikan akan kata-kata mereka (orang kafir), ketika mereka membuat perumpamaan kepada Rosul dengan yang buruk, maka mereka menjadi sesat dan tidak menemukan jalan yang kokoh untuk menghentikan dakwah Nabi. Zaman sekarang ini ada gerakan Islam phobia, class civilization, atau benturan budaya Islam dengan barat seperti persolan jilbab dimana mereka menganggap bahwa jilbab melanggar HAM dan memenjarakan perempuan. Kasus di Aceh , misalnya, mereka memulai pencitraan negatif terhadap pemberlakuan syari’at Islam. Itulah cara-cara orang kafir memusuhi Islam.

Bahkan orang kafir itu sampai tidak percaya terhadap adanya hari kiamat dimana semua manusia akan dibangkitkan kembali, seperti pada ayat berikutnya al-Isro' ayat 49 :

وَقَالُواْ أَئِذَا كُنَّا عِظَاماً وَرُفَاتاً أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ خَلْقاً جَدِيداً
Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?"

Ayat tersebut merupakan bentuk kesesatan orang musyrik secara khusus di hari kiamat. Mereka tidak percaya seraya mengatakan dan menyampaikan pertanyaan istinkar dengan tujuan untuk menolak perbuatan.

Dan karena kerasnya hati mereka maka Alloh berfirman kepada Rosul, Katakan ya Muhammad. Jadilah batu, atau ciptaan makhluk yang besar menurut fikiran mereka, sebagaimana tertera pada ayat berikutnya yakni al-Isro' ayat 50 dan 51:

قُل كُونُواْ حِجَارَةً أَوْ حَدِيداً
Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi,

أَوْ خَلْقاً مِّمَّا يَكْبُرُ فِي صُدُورِكُمْ فَسَيَقُولُونَ مَن يُعِيدُنَا قُلِ الَّذِي فَطَرَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ فَسَيُنْغِضُونَ إِلَيْكَ رُؤُوسَهُمْ وَيَقُولُونَ مَتَى هُوَ قُلْ عَسَى أَن يَكُونَ قَرِيباً
atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiranmu". Maka mereka akan bertanya: "Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?" Katakanlah: "Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama". Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata: "Kapan itu (akan terjadi)?" Katakanlah: "Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat",

Sampai sebegitu pandangan mereka dalam ketidak percayaannya pada hari berbangkit, mereka berkata siapa yang dapat menciptakan kembali, mereka mengangguk-anggukkan kepala mereka seraya berkata : Kapan hari kiamat datang” Katakanlan mudah-mudahan kiamat itu dekat. Walaupun mereka diperingatkan mereka orang-orang kafir itu tetap menolak hari kiamat, sebagaimana Alloh melanjutkan firman pada ayat berikutnya al-Isro' ayat 52:

يَوْمَ يَدْعُوكُمْ فَتَسْتَجِيبُونَ بِحَمْدِهِ وَتَظُنُّونَ إِن لَّبِثْتُمْ إِلاَّ قَلِيلاً
yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.

Dan pada ayat berikutnya Alloh memperingatkan kepada mereka akan ancaman syetan yang merupakan musuh bagi manusia sehingga mereka berselisih, seperti pada al-Isro' ayat 53 :

وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوّاً مُّبِيناً
Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

Selanjutnya pada ayat berikut Alloh mempertegas akan kekuasaanNya, dengan firmanNya pada ayat 54 pada surat yang sama yakni:

رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِكُمْ إِن يَشَأْ يَرْحَمْكُمْ أَوْ إِن يَشَأْ يُعَذِّبْكُمْ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ وَكِيلاً
Tuhanmu lebih mengetahui tentang kamu. Dia akan memberi rahmat kepadamu jika Dia menghendaki dan Dia akan meng'azabmu, jika Dia menghendaki. Dan, Kami tidaklah mengutusmu untuk menjadi penjaga bagi mereka.

Pada hari kiamat nanti akan terjadi 2 kali peniupan sangkakala, dimana pada tiupan pertama semua makhluk mati, pada tiupan kedua semua makhluk dibangkitkan dari kubur dan meninggalkan alam barzah seperti belalang beterbangan dan menuju tempat padang makhsyar tanpa berbusana. Aisyah bertanya dengan pernyataan Rosul ini.”Apakah tidak malu?” Rosul menjawab karena saking sibuknya pada hari itu dan sangat takutnya.
Penjelasan ini dapat dilihat dari penjelasan al-Quran surat Qof ayat 41.

(Arifie-Deden)
BACA SELENGKAPNYA...

Selasa, 02 Februari 2010

AL QURAN KITAB DAKWAH

Oleh : Ustadz Drs. H. Ainul Yaqin

وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَـذَا الْقُرْآنِ لِيَذَّكَّرُواْ وَمَا يَزِيدُهُمْ إِلاَّ نُفُوراً
(Dan sesungguhnya dalam Al Qur'an ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)).

Dari surat al-Isro' ayat 41 tersebut diatas Alloh menjelaskan bahwa dalam al-Quran Alloh sering mengulang-ulang nasihatnya karena memang itu merupakan peringatan kepada manusia agar selalu ingat kepadaNya. Pada ayat-ayat al-Quran memang sering kita jumpai ayat-ayat yang sama dan diulang-ulang beberapa kali, hal ini memang menunjukkan bahwa sifat manusia itu susah untuk dikendalikan sehingga perlu diberikan nasihat dan peringatan agar mereka tidak lari dari kebenaran.

Disinilah yang kita katakan bahwa Al Quran merupakan kitab dakwah, yang mengajak manusia kepada kebaikan. Manusia banyak yang lupa (nisyan dalam menjalankan dakwah) oleh karena itu gaya bahasanya dan ayat-ayat sering di ulang-ulang. Misalnya tentang dakwah para nabi, mulai nabi Adam, Nuh, Hud Idris, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW. Mengapa hal ini terjadi, ibarat orang tua yang menasehati anak-anaknya secara berulang-ulang. Banyak anak yang tak menggubris titah dan perintah orang tuanya. Apalagi dengan orang kafir ketika mereka disentuh dan diajak dan dinasehati untuk mengikuti perintah, mereka malah bergegas lari seakan-akan meninggalkan sesuatu. Mereka ada kemusykilan dan tak mau menerima sesuatu. Mereka selalu mencela zaman jika menjalankan perintah yang tak cocok dengan keinginan dirinya. Zaman atau lingkungan dipakai sebagai alasan untuk tidak mau menjalankan perintah menuju kebaikan. Dan banyak manusia yang tak mau bersyukur mengorbankan dirinya dan bersedekah untuk dirinya, padahal, misalnya, mereka punya tubuh itu terdiri dari 360 ruas tulangnya, padahal Rosul memerintahkan untuk sholat dhuha sebagai bentuk shodaqoh akan dirinya. Ia malah lalai tak menggunakan kesempatan waktunya. Padahal semua yang dia lakukan akan kembali kepada dirinya.

Sanggahan terhadap orang yang mempersekutukan Alloh SWT. Mereka orang-orang musyrik tak akan bisa mengelak dari sebuah kekuasaan Alloh, karena tuhan-tuhan mereka akan kembali kepada Tuhan yang mempunyai Arasy, Alloh maha suci dari apa yang mereka katakan, sebagaimana firman Alloh pada ayat berikutnya surat al-Isro' ayat 42-43 :

قُل لَّوْ كَانَ مَعَهُ آلِهَةٌ كَمَا يَقُولُونَ إِذاً لاَّبْتَغَوْاْ إِلَى ذِي الْعَرْشِ سَبِيلاً
(Katakanlah: "Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai 'Arsy").

سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوّاً كَبِيراً
(Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya).

Selain itu kita diingatkan juga tentang bagaimana sikap diri kita bahkan terhadap kulit kita sendiripun seperti yang Alloh firmankan, dimana kulit kita akan berkata dengan sendirinya untuk bersaksi tentang bagaimana kesaksiannya terhadap diri kita, sebagaimana bisa kita lihat pada surat Fussilat ayat 21 :

وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
(Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Alloh yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan").

Tidak ada alasan bagi kita manusia untuk tidak mengingat Alloh bahkan semua yang ada dilangit dan dibumi ini tidak henti-hentinya selalu bertasbih kepada Alloh yang mempunyai dan bersemayam diatas Arasy dengan bahasanya masing-masing. Kita tak mengerti cara tasbih makhluk-makhluk Alloh tersebut. Hanya Alloh lah yang mengetahui tasbih mereka, sepeerti pada ayat berikutnya surat al-Isro' ayat 44 :

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَـكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً
(Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun).

Pada ayat berikutnya dijelaskan bahwa Al Quran akan menjadi penghalang antara orang beriman dan orang kafir terhadap kehidupan akhirat ketika al Quran itu dibacakan oleh Rosululloh, al Isro' 45 :

وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ حِجَاباً مَّسْتُوراً
(Dan apabila kamu membaca Al Qur'an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup),

Sikap Orang Kafir terhadap Al Qur’an ketika mereka diingatkan, tiada lain kecuali mereka menentang dan tak mau menerima Al Qur’an. Alloh menjadikan di telinga mereka tutup-tutup. Mereka sudah Alloh tutup mata, hati, pendengarannya. Bahkan mereka lebih senang untuk menghindarinya. Maka jauhlah sebuah petunjuk bagi dirinya, dia tak akan mampu menyinari dengan cahaya Alloh untuk dirinya, keluarganya dan ummat manusia, seperti pada surat al Isro' ayat 46 :

وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْراً وَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِي الْقُرْآنِ وَحْدَهُ وَلَّوْاْ عَلَى أَدْبَارِهِمْ نُفُوراً
(dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya),

Dan pada ayat berikutnya Alloh maha mengetahui terhadap perbincangan dan bisik-bisik orang kafir dan zhalim, karena mereka sudah tak mampu menerima terhadap apa yang disampaikan Rosululloh, bahkan mereka menganggap Rosul itu sebagai tukang sihir, seperti surat al Isro' ayat 47 :

نَّحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَسْتَمِعُونَ بِهِ إِذْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ وَإِذْ هُمْ نَجْوَى إِذْ يَقُولُ الظَّالِمُونَ إِن تَتَّبِعُونَ إِلاَّ رَجُلاً مَّسْحُوراً
(Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir").

(Arifie-Deden)
BACA SELENGKAPNYA...

Minggu, 31 Januari 2010

JANGAN TAKLID

Oleh : Ustadz Drs H Ainul Yaqin

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْؤُولاً
(Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya)al-Isro' ayat 36.

Dalam ayat tersebut kita tidak diperbolehkan beramal kecuali sudah mengetahui ilmunya atau biasa disebut dengan taklid buta atau janganlah engkau berbuat mengikuti yang tidak berdasarkan ilmu pengetahuan misalnya dalam berucap, kecuali yang kita ketahui. Hal ini disebabkan karenapendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan ditanyai dan dimintai pertanggung jawaban dihadapan Alloh subhanahu wa ta'ala. Oleh karena itu menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim, jangan berbuat amal sebelum mengetahui ilmunya dan jangan mengikuti kebanyakan orang namun beramallah berdasarkan dalil dan rujukannya.

Larangan Alloh tersebut juga meliputi pendengaran dimana kita tidak diperbolehkan mendengarkan hal-hal yang membuat Alloh murka. Dalam hal mendengar, orang tidak boleh untuk langsung mempercayai akan sesuatu yang didengarnya, apalagi langsung menyampaikan kepada orang lain sebelum mengetahui atau menguji akan kebenarannya.
Alat dan potensi yang Alloh berikan dalam memperoleh ilmu pengetahuan, misal ketika bayi lahir yang berfungsi awal untuk merespon dari luar adalah dengan pendengaran, baru kemudian mata dan berikutnya adalah hati. Ketiga organ yang disebutkan Alloh tersebut sangat berpengaruh pada proses pembentukan manusia, oleh karena itu marilah benar-benar kita jaga guna menghadapi pertanggung jawaban dihari akhir kelak.

Dan pada ayat berikutnya Alloh berfirman mengenai larangan untuk berbuat sombong dimana hal ini berkaitan dengan sifat manusia yang dikendalikan oleh hatinya sebagaimana surat al-Isro' ayat 37 :

وَلاَ تَمْشِ فِي الأَرْضِ مَرَحاً إِنَّكَ لَن تَخْرِقَ الأَرْضَ وَلَن تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُولاً
(Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung).

Dan Alloh sangat murka atas orang-orang yang berbuat sombong diatas bumi ini karena apalah arti kesombongan itu disisi Alloh, tiada berguna kita berbuat kesombongan sampai-sampai Alloh menantangnya apakah kalian bisa menembus bumi dan setinggi gunung?. Dan kemurkaan Alloh tersebut telah dijelaskan dalam ayat berikut, al-Isro' ayat 38 :

كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيٍّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهاً
(Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu).

Sekali lagi marilah kita jaga hati kita dari rasa sombong, takabbur, dengki, dan durhaka kepada orang tua yang dapat menyebabkan kemurkaan Alloh

(Arifie - Deden)
BACA SELENGKAPNYA...

Kamis, 21 Januari 2010

JAUHI HARTA ANAK YATIM

Oleh : Ustadz Drs H. Ainul Yaqin
 
Harta dan jiwa dalam Islam menjadi penekanan yang perlu diberikan perhatian khusus, terutama harta yang digunakan untuk berjihad dan dalam menyelamatkan jiwanya. Demikian juga dalam memelihara atau mengelola anak yatim, baik dirumah tangga maupun dipanti asuhan.

Seperti kita ketahui yang disebut anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum baligh. Mengurus anak yatim dan memberdayakan hartanya harus sesuai dengan kehendak Alloh, karena barang siapa yang memakan dan mensalah-gunakan harta anak yatim bahkan dengan semena-mena maka bersiap-siaplah dia untuk diisi perutnya dengan api neraka. Peraturan Alloh dalam bahasa al Qur’an hendaklah dengan billati hiya ahsan.

Didiklah anak yatim sampai mereka dewasa dan pandai mengelola hartanya sendiri, kemudian serahkan harta itu tetapi jangan tergesa-gesa. Dan jika orang yang mengurus anak yatim itu miskin maka dia boleh mengambil sebagian harta anak yatim itu sebagai upah dan tidak melampaui batas, atauboleh dia menginvestasikannya dan mengambil bagian dari hasilnya, hal ini sesuai dengan firman Alloh dalam surat al-Nisa ayat 5-6 :

وَلاَ تُؤْتُواْ السُّفَهَاء أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللّهُ لَكُمْ قِيَاماً وَارْزُقُوهُمْ فِيهَا وَاكْسُوهُمْ وَقُولُواْ لَهُمْ قَوْلاً مَّعْرُوفاً  
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya , harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Alloh sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik.
 
وَابْتَلُواْ الْيَتَامَى حَتَّىَ إِذَا بَلَغُواْ النِّكَاحَ فَإِنْ آنَسْتُم مِّنْهُمْ رُشْداً فَادْفَعُواْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ وَلاَ تَأْكُلُوهَا إِسْرَافاً وَبِدَاراً أَن يَكْبَرُواْ وَمَن كَانَ غَنِيّاً فَلْيَسْتَعْفِفْ وَمَن كَانَ فَقِيراً فَلْيَأْكُلْ بِالْمَعْرُوفِ فَإِذَا دَفَعْتُمْ إِلَيْهِمْ أَمْوَالَهُمْ فَأَشْهِدُواْ عَلَيْهِمْ وَكَفَى بِاللّهِ حَسِيباً
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa yang miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu).

Alloh mengarahkan bagaimana mengelola mereka dengan baik dan bagaimana mengelola harta anak yatim ini, dan perlakukanlah anak yatim sebagaimana engkau mendidik anakmu dan bergaullah seperti bergaul terhadap saudaramu, lihat al-Qur'an surat al Baqoroh ayat 220.

 فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الْيَتَامَى قُلْ إِصْلاَحٌ لَّهُمْ خَيْرٌ وَإِنْ تُخَالِطُوهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ وَاللّهُ يَعْلَمُ الْمُفْسِدَ مِنَ الْمُصْلِحِ وَلَوْ شَاء اللّهُ لأعْنَتَكُمْ إِنَّ اللّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakalah: "Mengurus urusan mereka secara patut adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu; dan Alloh mengetahui siapa yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Alloh menghendaki, niscaya Dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Dalam mengasuh dan mengasihi anak yatim ada  yayasan yang memberdayakan dengan cara mendirikan mereka kios, mereka diberi kepercayaan mengelola  harta yang mereka miliki. Jangan mengambil anak yatim untuk dijadikan pembantu, namun perlakukanlah mereka seperti anak sendiri dengan cara mendidik yang baik sebagaimana peringatan Alloh dalam surat al-Ma'un ayat 1-2:

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ
Itulah orang yang menghardik anak yatim,

dan Adh-Dhuha ayat 6:
 أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيماً فَآوَى
 Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?
 
Arifie - Deden
BACA SELENGKAPNYA...

Sabtu, 16 Januari 2010

ZINA BERAKIBAT PEMBUNUHAN.

oleh : Ustadz Drs Ainul Yaqin


وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.(al Isro' ayat 32)

Dalam ayat ini Allah selalu mengingatkan akan pentingnya sebuah aturan dalam kehidupan sehari-hari diantaranya yang menyangkut tentang harga diri dan kehormatan. Ayat ini menjadikan acuan mengapa Allah mengharamkan zina dan menghalalkan nikah. Larangan perzinahan ini karena sebelumnya terjadi pembunuhan terhadap anak perempuan, karena sebelumnya mereka takut ada pemerkosaan terhadap anak perempuan tadi dan inilah latar belakang turunnya ayat ini.
Ada beberapa perilaku yang mengantarkan seseorang kepada perzinahan Khalwath (berdua-duaan), cium-ciuman. Perzinahan adalah penempatan sperma pada yang bukan haknya. Perzinahan merupakan pendorong terhadap pembunuhan janin atau pengguguran kandungan. Ada beberapa pengaruh ketika orang sudah melakukan perzinahan sebagaimana yang dikatakan oleh Sayid Qutb dalam tafsir Fi Dzilalil Qur’an antara lain : Seorang yang melakukan perzinahan , dia telah membunuh kehormatan dirinya karena ia tak bertanggung jawab, setelah itu akan melahirkan pembunuhan lain yaitu pebunuhan karakter , dia telah membunuh kehormatan keluarga, kehormatan agama-nya dan dia telah membunuh bangsanya dan martabatnya jatuh tersungkur di hadapan manusia. Seseorang yang serong di Rumah tangga akan mengakibatkan ketidak harmonisan dan anak-anaknya akan semakin rapuh. Inilah bentuk pembunuhan disengaja yang dilakukan oleh pelaku zina. Pelaku zian ada 2 yaitu : mukhson dan ghir mukhson. Setiap pelaku dosa ini dihukum qishosh karena telah merusak maqashidus-syariah : Hifdzul Din ( menjaga agama), Hifdzul nafs ( menajga diri ), hifdzul maal ( menjaga harta ), hifdzul nasab ( menjaga keturunan) dan hifdzul aql ( menjaga akal).

Rabu, 6 januari 2010 M / 20 Muharam 1431 H.
BACA SELENGKAPNYA...

close
marketing-mobil-wuling