Oleh : Ustadz Drs. H. Ainul Yaqin
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَـذَا الْقُرْآنِ لِيَذَّكَّرُواْ وَمَا يَزِيدُهُمْ إِلاَّ نُفُوراً
(Dan sesungguhnya dalam Al Qur'an ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)).
Dari surat al-Isro' ayat 41 tersebut diatas Alloh menjelaskan bahwa dalam al-Quran Alloh sering mengulang-ulang nasihatnya karena memang itu merupakan peringatan kepada manusia agar selalu ingat kepadaNya. Pada ayat-ayat al-Quran memang sering kita jumpai ayat-ayat yang sama dan diulang-ulang beberapa kali, hal ini memang menunjukkan bahwa sifat manusia itu susah untuk dikendalikan sehingga perlu diberikan nasihat dan peringatan agar mereka tidak lari dari kebenaran.
Disinilah yang kita katakan bahwa Al Quran merupakan kitab dakwah, yang mengajak manusia kepada kebaikan. Manusia banyak yang lupa (nisyan dalam menjalankan dakwah) oleh karena itu gaya bahasanya dan ayat-ayat sering di ulang-ulang. Misalnya tentang dakwah para nabi, mulai nabi Adam, Nuh, Hud Idris, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad SAW. Mengapa hal ini terjadi, ibarat orang tua yang menasehati anak-anaknya secara berulang-ulang. Banyak anak yang tak menggubris titah dan perintah orang tuanya. Apalagi dengan orang kafir ketika mereka disentuh dan diajak dan dinasehati untuk mengikuti perintah, mereka malah bergegas lari seakan-akan meninggalkan sesuatu. Mereka ada kemusykilan dan tak mau menerima sesuatu. Mereka selalu mencela zaman jika menjalankan perintah yang tak cocok dengan keinginan dirinya. Zaman atau lingkungan dipakai sebagai alasan untuk tidak mau menjalankan perintah menuju kebaikan. Dan banyak manusia yang tak mau bersyukur mengorbankan dirinya dan bersedekah untuk dirinya, padahal, misalnya, mereka punya tubuh itu terdiri dari 360 ruas tulangnya, padahal Rosul memerintahkan untuk sholat dhuha sebagai bentuk shodaqoh akan dirinya. Ia malah lalai tak menggunakan kesempatan waktunya. Padahal semua yang dia lakukan akan kembali kepada dirinya.
Sanggahan terhadap orang yang mempersekutukan Alloh SWT. Mereka orang-orang musyrik tak akan bisa mengelak dari sebuah kekuasaan Alloh, karena tuhan-tuhan mereka akan kembali kepada Tuhan yang mempunyai Arasy, Alloh maha suci dari apa yang mereka katakan, sebagaimana firman Alloh pada ayat berikutnya surat al-Isro' ayat 42-43 :
قُل لَّوْ كَانَ مَعَهُ آلِهَةٌ كَمَا يَقُولُونَ إِذاً لاَّبْتَغَوْاْ إِلَى ذِي الْعَرْشِ سَبِيلاً
(Katakanlah: "Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai 'Arsy").
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَمَّا يَقُولُونَ عُلُوّاً كَبِيراً
(Maha Suci dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka katakan dengan ketinggian yang sebesar-besarnya).
Selain itu kita diingatkan juga tentang bagaimana sikap diri kita bahkan terhadap kulit kita sendiripun seperti yang Alloh firmankan, dimana kulit kita akan berkata dengan sendirinya untuk bersaksi tentang bagaimana kesaksiannya terhadap diri kita, sebagaimana bisa kita lihat pada surat Fussilat ayat 21 :
وَقَالُوا لِجُلُودِهِمْ لِمَ شَهِدتُّمْ عَلَيْنَا قَالُوا أَنطَقَنَا اللَّهُ الَّذِي أَنطَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ خَلَقَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
(Dan mereka berkata kepada kulit mereka: "Mengapa kamu menjadi saksi terhadap kami?" Kulit mereka menjawab: "Alloh yang menjadikan segala sesuatu pandai berkata telah menjadikan kami pandai (pula) berkata, dan Dia-lah yang menciptakan kamu pada kali pertama dan hanya kepada-Nya lah kamu dikembalikan").
Tidak ada alasan bagi kita manusia untuk tidak mengingat Alloh bahkan semua yang ada dilangit dan dibumi ini tidak henti-hentinya selalu bertasbih kepada Alloh yang mempunyai dan bersemayam diatas Arasy dengan bahasanya masing-masing. Kita tak mengerti cara tasbih makhluk-makhluk Alloh tersebut. Hanya Alloh lah yang mengetahui tasbih mereka, sepeerti pada ayat berikutnya surat al-Isro' ayat 44 :
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَـكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيماً غَفُوراً
(Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Alloh. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun).
Pada ayat berikutnya dijelaskan bahwa Al Quran akan menjadi penghalang antara orang beriman dan orang kafir terhadap kehidupan akhirat ketika al Quran itu dibacakan oleh Rosululloh, al Isro' 45 :
وَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرآنَ جَعَلْنَا بَيْنَكَ وَبَيْنَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ حِجَاباً مَّسْتُوراً
(Dan apabila kamu membaca Al Qur'an niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, suatu dinding yang tertutup),
Sikap Orang Kafir terhadap Al Qur’an ketika mereka diingatkan, tiada lain kecuali mereka menentang dan tak mau menerima Al Qur’an. Alloh menjadikan di telinga mereka tutup-tutup. Mereka sudah Alloh tutup mata, hati, pendengarannya. Bahkan mereka lebih senang untuk menghindarinya. Maka jauhlah sebuah petunjuk bagi dirinya, dia tak akan mampu menyinari dengan cahaya Alloh untuk dirinya, keluarganya dan ummat manusia, seperti pada surat al Isro' ayat 46 :
وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَن يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْراً وَإِذَا ذَكَرْتَ رَبَّكَ فِي الْقُرْآنِ وَحْدَهُ وَلَّوْاْ عَلَى أَدْبَارِهِمْ نُفُوراً
(dan Kami adakan tutupan di atas hati mereka dan sumbatan di telinga mereka, agar mereka tidak dapat memahaminya. Dan apabila kamu menyebut Tuhanmu saja dalam Al Qur'an, niscaya mereka berpaling ke belakang karena bencinya),
Dan pada ayat berikutnya Alloh maha mengetahui terhadap perbincangan dan bisik-bisik orang kafir dan zhalim, karena mereka sudah tak mampu menerima terhadap apa yang disampaikan Rosululloh, bahkan mereka menganggap Rosul itu sebagai tukang sihir, seperti surat al Isro' ayat 47 :
نَّحْنُ أَعْلَمُ بِمَا يَسْتَمِعُونَ بِهِ إِذْ يَسْتَمِعُونَ إِلَيْكَ وَإِذْ هُمْ نَجْوَى إِذْ يَقُولُ الظَّالِمُونَ إِن تَتَّبِعُونَ إِلاَّ رَجُلاً مَّسْحُوراً
(Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir").
(Arifie-Deden)
BACA SELENGKAPNYA...
Selasa, 02 Februari 2010
AL QURAN KITAB DAKWAH
Langganan:
Postingan (Atom)